KlikMama.id - Tahukah Anda, mendidik anak dengan cara memukul akan berdampak buruk pada perkembangannya kelak. Bahkan, efek negatif dari mendidik anak dengan kekerasan akan terus diwariskan ke anak-anak mereka.
Kalau Anda sendiri bagaimana? Apakah Anda pernah memukul anak Anda? Mungkin sebagian orangtua menjawab tidak, tapi kami yakin di luar sana banyak sekali orangtua yang gemar memukul anaknya.
Apalagi jika anak sering membantah ucapan orangtua dan tidak mau mengikuti perintah orangtua, pasti orangtua merasa kesal dan akhirnya memukul anak.
Memukul anak dianggap sebagai cara yang tepat untuk membuat anak menjadi seorang yang patuh dan taat kepada orang tua. Padahal ada banyak dampak negatif yang bisa terjadi akibat pukulan orangtua terhadap anaknya.
Baca juga: Belajar Dari Retno Hening, Cara Mendidik Kirana yang Dikagumi Ibu-Ibu Muda
Pukulan orangtua berdampak buruk pada anak
Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari University of Texas di Austin dan University of Michigan. Hasil penelitian yang dilakukan selama 50 tahun ini telah diterbitkan di Journal of Family Psychology.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 160.000 anak-anak sebagai respondennya. Oleh karena itu, para peneliti mengatakan bahwa penelitian tersebut merupakan analisis yang paling lengkap yang berkaitan dengan efek pukulan orangtua terhadap anaknya.
Dari penelitian tersebut ditemukan hasil bahwa efek pukulan orang tua terhadap anaknya begitu banyak. Salah satu efek dari pukulan tersebut adalah anak akan menentang orangtua.
Tapi itu belum seberapa, karena dampak negatif lain dari pukulan orangtua adalah anak akan memiliki sikap anti sosial, bersifat agresif, gangguan mental, dan juga masalah kognitif.
Memukul anak tidak bisa membuat anak menjadi disiplin
Menurut Elizabeth Gershoff, seorang profesor keluarga dan ilmu manusia di The University of Texas di Austin mengatakan bahwa kebanyakan orangtua, khususnya yang ada di Amerika Serikat menganggap bahwa memukul anak bukanlah perilaku yang kasar.
Dia juga mengatakan bahwa memukul anak memiliki dampak yang tidak baik, yang sebenarnya tidak bisa membuat anak menjadi disiplin.
"Kebanyakan orangtua, khususnya di Amerika, kini menganggap memukul anak bukanlah termasuk perilaku kasar. Padahal, kami menemukan bahwa memukul berkaitan dengan efek yang merugikan, yang tidak diinginkan, dan tidak berhubungan dengan tujuan mendisiplinkan anak-anak," kata Elizabeth Gershoff, seorang profesor keluarga dan ilmu manusia di The University of Texas di Austin, seperti yang disadur dari Kompas.com.
Anak yang pernah dipukul orangtua, sifatnya akan diwariskan ke anaknya
Bukan hanya itu saja, menurut Gershoff dan rekan penulisnya Andrew Grogan-Kaylor, seorang profesor di University of Michigan School of Social Work mengatakan bahwa pukulan dapat meningkatkan kemungkinan-kemungkinan yang sebenarnya tidak diinginkan oleh anak-anak.
"Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pukulan meningkatkan kemungkinan yang tidak diinginkan pada anak-anak," kata Grogan-Kaylor.
Mereka berdua melakukan pengujian terhadap orang dewasa yang ketika masa kecilnya mengalami pukulan. Dari hasil pengujian tersebut ditemukan bahwa semakin sering mereka dipukul maka semakin besar juga kemungkinan untuk menunjukan perilaku-perilaku anti sosial dan masalah pada kesehatan mentalnya.
Selain itu, orang yang mengalami pukulan pada masa kecilnya juga akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan hukuman secara fisik kepada anak-anaknya sehingga sifat ini akan diwariskan terus dari generasi ke generasi.
80 Persen orangtua pernah memukul anaknya
Penelitian tentang efek negatif pukulan kepada anak juga dilakukan oleh UNICEF. Mereka melaporkan bahwa sebanyak 80 persen orangtua di dunia ini pernah memukul anaknya.
Tentu hal ini menjadi perhatian kita semua. Untuk itulah, para peneliti berharap bahwa hasil penelitiannya bisa menjadi peringatan bagi para orangtua.
Orangtua harus mengetahui apa saja dampak negatif yang bisa saja terjadi jika mendisiplinkan anak-anaknya dengan cara memukul.
Dengan mengetahui berbagai dampak negatif dari pukulan orangtua terhadap anaknya, baik itu untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang, maka orangtua akan bisa mengambil sikap yang tepat.
Cara mendisiplinkan anak tanpa harus memukulnya
1. Mengatakan dengan cara yang halus tapi tegas
Biasanya orangtua mudah membentak anak dengan kasar, atau memukul apabila anaknya tidak mau mendengar perintah orangtuanya.
Dalam situasi demikian, Anda dapat berlutut agar sama tinggi dengan anak, pegang pundaknya, serta tatap matanya sambil bicara secara halus tetapi tegas. Misalnya kalimat pendek berikut: “Mama ingin kamu mandi sekarang juga.”
2. Menenangkan diri sebelum berhadapan dengan anak
Apabila Anda sedang marah, ingin meledak, dan memukul anak Anda, sebaiknya tahan dan tarik napas, serta masuk ke kamar terlebih dahulu.
Setelah itu, Anda dapat berwudhu, berzikir atau dengan cara apa saja yang dapat menenangkan diri. Kalau Anda sudah tenang, biasanya Anda akan mempunyai solusi yang lebih baik untuk menghadapi anak Anda.
Kemudian diskusikan dengan anak Anda mengapa perbuatannya salah, dan minta anak untuk menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan.
3. Memberikan konsekuensi ke anak
Apabila anak melanggar peraturan, beritahu anak bahwa perbuatannya salah, dan berikan tugas tambahan sebagai konsekuensinya.
Misalnya, membersihkan kamar mandi, menyapu halaman, mencuci mobil dan sebagainya. Anak perlu mengetahui bahwa segala perbuatan yang melanggar aturan, pasti ada konsekuensinya.
4. Berikan pilihan ke anak
Berikan anak pilihan sebagai konsekuensi perbuatannya yang salah. Apabila anak terus membuat keributan dengan memukul kaleng dengan sendok, padahal Anda sedang pusing, tanyakan pada anak: ”Mama sedang pusing, apakah kamu bisa stop memukul kaleng itu, atau kamu harus keluar dan bermain di halaman?
Apabila anak terus memukul kaleng tersebut, maka dengan halus tetapi tegas, gandeng ia keluar rumah. Jadi, Anda tidak perlu membentak atau memukul anak.
5. Jangan melibatkan diri saat konflik dengan anak
Banyak orangtua mudah terpicu kemarahannya dan ingin memukul ketika anaknya melawan, atau menjawab balik perkataan orangtuanya secara kasar.
Dalam situasi seperti ini sebaiknya orangtua cepat pergi ke ruangan lain, dan secara kalem bilang, “Kamu boleh ketuk pintu kamar mama apabila kamu sudah siap untuk meminta maaf atas kata-kata kamu yang tidak sopan terhadap mama tadi”.
Jangan dekati anak sebelum anak meminta maaf. Cara ini akan membuat anak berpikir ulang atas perbuatannya, membuatnya merasa bersalah, dan akhirnya meminta maaf.
6. Memberitahu anak sebelum memberi perintah
Seringkali orangtua menyuruh anak secara tiba-tiba padahal anak sedang asyik dengan kegiatannya. Kalau sudah begini, biasanya anak akan menolak dan merengek ketika disuruh, yang dapat memicu kemarahan orangtuanya.
Sebaiknya orangtua memberikan tenggat waktu, sehingga anak akan lebih siap menerima perintah. Misalnya, memberitahukan bahwa jam bermain hanya sampai jam 4 sore, setelah itu langsung pulang.
7. Mengubah sudah pandang kita ke anak
Anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan senang mencoba hal-hal yang baru.
Misal, Andi berumur 3 tahun, senang melempar semua barang yang ada di atas meja ke lantai, seperti buku, pensil, kertas dan lain-lain.
Ketika ibunya melihat, ia memukul tangannya dan mengatakan nakal. Andi bingung karena ia merasa mendapatkan ilmu baru bahwa benda yang ia lempar jatuhnya ke bawah.
Maka ubahlah persepsi Anda seperti apa yang dipikirkan anak-anak. Anak belum tahu, apakah yang dilakukannya itu nakal atau tidak, tetapi anak hanya tahu bahwa benda yang dilempar kemudian jatuh ke lantai itu terlihat menarik.
Seharusnya, orangtua malah memberikan ilmu tambahan bahwa peristiwa jatuhnya benda dari atas ke bawah disebut gaya gravitasi bumi.
Ini lebih baik daripada menyalahkan anak-anak karena dia membuang-buang benda ke lantai.
8. Mencari waktu untuk diri Anda sendiri
Orangtua yang terlalu sibuk dan lelah, biasanya akan lebih mudah marah dan memukul anaknya.
Para ibu yang habis waktunya untuk mengurus rumah tangga sering merasa lelah fisik dan mental.
Oleh karena itu, penting sekali mencari waktu untuk diri sendiri. Misalnya, membaca, olahraga, menonton film, dan beribadah.
Demikian dampak negatif mendidik anak dengan cara memukul lengkap dengan cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan.
Semoga info ini bermanfaat untuk semua anggota keluarga. Jika berkenan, silakan like dan share info ini ke teman-teman. Terima kasih.
Dampak Negatif Mendidik Anak dengan Cara Memukul Bikin Orangtua Menyesal Seumur Hidup
Reviewed by Fendy Hananta
on
August 25, 2017
Rating:

No comments: