Waspada! Inilah 23 Penyakit Berbahaya yang Diwariskan Orangtua ke Anak

Penyakit berbahaya yang diwariskan orangtua ke anak

KlikMama.id - Ternyata anak tidak hanya mewarisi turunan fisik dan golongan darah saja, mereka juga dapat mewarisi berbagai penyakit yang diderita orangtuanya. Sebagai contoh, jika dalam keluarga ada riwayat penyakit kanker, itu berarti kita atau anak-anak kita memiliki kemungkinan untuk mewarisi gen yang sama. Dengan kata lain risikonya untuk terkena kanker jauh lebih tinggi daripada risiko individu yang tidak memiliki gen tersebut.
Penyakit keturunan adalah suatu penyakit kelainan genetik yang diwariskan dari orangtua kepada anaknya. Namun ada orangtua yang hanya bertindak sebagai pembawa sifat (carrier) saja dan penyakit ini baru muncul setelah dipicu oleh lingkungan dan gaya hidupnya.
Seperti dikutip dari International Bioscience, ada beberapa penyakit keturunan yang sangat serius karena bisa diturunkan pada generasi berikutnya. Orangtua yang memiliki gen penyakit turunan, sebaiknya segera memeriksakan anaknya.


Penyakit orangtua diturunkan ke anak (Huffingtonpost.com)
Kami akan menunjukkan penyakit apa saja yang dapat diwariskan orangtua ke anak.

1. Alergi

Kemungkinannya adalah 50-50 anak bisa terkena, jika Anda dan pasangan menderita alergi. Bila Anda berdua alergi, kemungkinan anak mengalami alergi menjadi lebih besar lagi. Tetapi, belum tentu anak memiliki alergi pada hal yang sama dengan Anda.

Tanda-tanda:

Sering pilek, sinus atau infeksi telinga, mata gatal, timbul ruam, atau ada bintik-bintik merah yang membuat gatal, dan batuk kronis, bisa jadi pertanda utama bahwa anak menderita alergi.

Penanganan:

Kalau ada salah satu gejala di atas muncul, segera beri tahu dokter anak. Pada kasus ringan, dokter mungkin akan menyarankan minum obat. Jika anak menunjukkan gejala yang berat, dokter akan meminta anak menjalani tes alergi, entah itu ditusuk pada kulitnya atau tes darah. Bila diperlukan, pengobatan lain dan suntikan alergi akan membantu anak.

2. Sindroma iritasi usus


Mereka yang menderita penyakit ini memiliki kemungkinan mempunyai anak dengan gejala yang sama hingga dua kali lipat. Anak dengan kondisi kolik yang orang tuanya menderita sindroma iritasi usus atau refluks lebih mudah sakit dibandingkan dengan bayi lain.


Tanda-tanda:


Sering sakit akibat kram perut atau secara bergantian mengalami sembelit atau diare. Sindroma ini biasanya dialami anak pada usia sekolah, namun pertandanya, seperti kolik, bisa muncul pada usia yang lebih dini. Faktor emosi juga berperan besar.

Penanganan:


Jika Anda menduga anak mengalami gejala tersebut, bawalah ke dokter anak agar tidak terjadi sesuatu yang lebih serius, seperti radang usus. Bila gangguan yang dialami anak ternyata sindroma iritasi usus, hal ini bisa diatasi dengan mengubah pola hidup, seperti menghindari makanan pemicu, menambahkan probiotik (bakteri baik), dan menghindarinya dari stres.

3. Masalah penglihatan



Rabun jauh, buta warna, dan mata malas adalah masalah mata yang sering diwariskan. Jika kedua orang tua rabun jauh, kemungkinan anak mengalaminya sekitar 25-30%. Anak perempuan hanya berfungsi sebagai pembawa dan meneruskan gen buta warna. Anak laki-laki lah yang akan mengalami buta warna warisan dari orang tua. Jika Bunda adalah pembawa gen, ada kemungkinan 50% anak laki-lakinya menjadi buta warna.


Tanda-tanda:


Bila anak mengeluh sakit kepala, sering juling, atau mengeluarkan air mata terutama saat membaca, nonton TV, atau setelah sekolah, sebaiknya segera periksakan matanya. Jangan terlalu khawatir, bila mata anak juling, karena kebanyakan anak mengalaminya pada beberapa bulan pertama kehidupannya. Namun jika juling anak Anda diikuti dengan ukuran biji mata yang berbeda, segera konsultasi dengan dokter.

Penanganan:


Masalah penglihatan memang menurun dalam keluarga, jadi ada baiknya mulailah memeriksakan mata anak Anda ke dokter mata anak sejak usia 1 tahun.

4. Eksim



Eksim sebenarnya salah satu jenis reaksi alergi. Kondisi ini sering mengejutkan orang tua, apalagi jika keduanya tidak mengalaminya. Meski begitu, eksim memiliki beberapa pemicu yang spesifik, seperti lingkungan yang kering dan dingin, serta makanan yang berisiko tinggi menimbulkan alergi, seperti olahan susu dan telur.


Tanda-tanda:


Kulitnya kering dan gatal-gatal, atau muncul area berwarna merah dan kasar pada pipi, bagian dalam siku, dan bagian belakang lutut. Ketika gangguan semakin parah, gelembung-gelembung kecil berisi air bisa terbentuk.

Penanganan:


Pastikan dengan membawa anak ke dokter, dan lakukan perawatan rutin untuk mencegah gelembung tersebut pecah. Untuk mengurangi gatal-gatal dan timbulnya peradangan, dokter mungkin akan meresepkan krim steroid yang dioleskan.

5. Migrain



Sakit kepala yang membuat anak merasa lemas ini sering diturunkan. Anak memiliki sekitar 50% kemungkinan untuk mengalaminya, jika salah satu orang tua menderita migrain, dan kemungkinan akan lebih tinggi, bila kedua orang tua mempunyai penyakit migrain.


Tanda-tanda:


Gejala sering diikuti dengan kombinasi nyeri di kepala yang berdenyut-denyut (biasanya di bagian depan atau samping kepala), mual atau muntah, serta peka terhadap sinar atau suara.

Penanganan:


Cari pemicu utama penyakit ini. Khusus anak, penyebab utamanya adalah kelelahan, beraktivitas berlebihan, perubahan rutinitas, mengonsumsi beberapa jenis makanan, serta kafein. Mulai atur asupan makanan dan batasi kegiatannya.

6. Tekanan darah tinggi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi sering tidak disadari karena tidak bergejala. Untuk mengetahuinya perlu dilakukan pengukuran tekanan darah. Jika tidak segera diobati, dapat meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.

Risiko diturunkan:

Menurut para ahli, jika salah satu orang tua Anda memiliki tekanan darah tinggi, risiko Anda mendapatkan penyakit ini sebesar 15 persen atau bahkan lebih tinggi.


7. Kolesterol tinggi



Dalam keluarga yang sama, kadang para anggotanya memiliki tingkat kadar Kolesterol tinggi. keadaaan ini dalam ilmu kedokteran disebut Familial Hypercholesterolaemia (FH). FH disebabkan oleh perubahan gen dimana lemak tidak dimetabolisme dengan baik dalam darah dan menumpuk di arteri. FH merupakan satu contoh dari sifat genetik yang dominan, yang berarti bahwa seseorang memerlukan hanya satu gen abnormal untuk memiliki kondisi tersebut.

Risiko diturunkan:

Dr Nigel Capps, dari Inggris mengatakan, jika salah satu orang tua Anda memiliki hiperkolesterolemia familial, maka Anda memiliki risiko 50 persen mendapatkan penyakit tersebut.

8. Hipotiroid

Hipotiroid terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon tiroksin. Gejala yang muncul biasanya sering merasa kelelahan dan penurunan berat badan. Penyakit ini tujuh kali lebih mungkin terjadi pada perempuan.

Risiko diturunkan:

Dr Mark Cohen, konsultan endokrinologi dari Spire Bushey Hospital, Hertfordshire mengungkapkan, memiliki saudara atau ibu dengan tiroid (kurang aktif), maka Anda memiliki risiko 20 kali lebih mungkin untuk mendapatkannya.

9. Gangguan bipolar 


Gangguan bipolar (juga dikenal gangguan manik depresi) adalah suatu kondisi yang menyebabkan periode depresi dan mania, biasanya dipicu oleh stres. Diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia di otak, dan pengaruh faktor genetik.

Risiko diturunkan:

Jika ada orang tua yang memiliki penyakit ini, maka risiko untuk setiap anak-anak mereka mengalami hal sama adalah sebesar 10-15 persen.

10. Diabetes tipe 2


Umumnya gejala awal diabetes tipe 2 tidak dapat dideteksi. Risiko mengidap diabetes cukup tinggi jika keluarga, orang tua atau saudara Anda juga memiliki riwayat penyakit ini.

Risiko diturunkan:

Jika ada salah satu orang tua dengan diabetes tipe 2, risiko penyakit itu diturunkan sebesar 15 persen. Tetapi jika kedua orang tua memiliki kondisi tersebut, risiko penyakit itu diturunkan kepada anak mereka sebesar 75 persen. Namun, faktor lain seperti kegemukan, malas olahraga dan makan yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko.

11. Arthritis (radang sendi)

Osteoarthritis adalah jenis penyakit sendi yang disebabkan oleh keausan sendi dan merupakan salah satu dari keluarga besar penyakit arthritis yang paling sering terjadi. Penyakit ini mempengaruhi sekitar 80 persen orang pada suatu waktu dalam kehidupan mereka.

Risiko diturunkan:

Banyak masyarakat yang menganggap kalau osteoartritis adalah penyakit yang diturunkan. Tetapi Dr. Sanggar mengatakan, kondisi seperti ini sebetulnya sangat jarang diwariskan. "Ini biasanya terjadi karena keausan pada sendi," katanya.

12. Motor Neuron Disease (MND)

MND adalah suatu penyakit mematikan yang sudah dikenal sejak abad ke-19. Karena relatif jarang ditemukan  sering seorang dokter luput mendeteksi gejala-gejala penyakit ini bahkan banyak yang mendiagnosanya sebagai stroke.
Penyakit umumnya merusak sistem saraf sehingga menyebabkan otot lemah. Penyakit ini cenderung mempengaruhi orang berusia lebih dari 40 tahun dan lebih sering menimpa laki-laki. Penyebab pastinya belum jelas, tetapi penyakit ini bisa diturunkan.

Risiko diturunkan:

Peneliti mengatakan, sekitar 10 persen penyakit ini dapat diturunkan jika Anda memiliki kerabat dekat dengan kondisi seperti tersebut.

13. Kanker payudara dan ovarium

Kanker payudara adalah kanker paling umum yang diderita kaum perempuan. Di Indonesia, kanker payudara merupakan salah satu penyakit penyebab terbesar kematian pada wanita. Sedangkan kanker ovarium, biasa dikenal dengan "silent killer", menduduki peringkat ke-lima sebagai penyebab kematian pada wanita akibat kanker.

Risiko diturunkan:

Menurut penelitian sementara 90 persen kasus tidak diwariskan. Hanya 5-10 persen kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan dari satu ibu atau ayah. Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling sering. Perempuan dengan mutasi ini memiliki risiko terkena kanker payudara sampai 80 persen. Meningkatnya risiko kanker ovarium juga dikaitan dengan mutasi gen ini.

14. Parkinson

Penyakit parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama. "Sekali lagi, ini adalah kondisi multi-faktorial," kata Dr Walker.

Risiko diturunkan:

Menurut Walker, mereka yang mempunyai orangtua, saudara atau kerabat dekat dengan gangguan parkinson, maka dua kali lipat lebih mungkin untuk mengalami hal serupa.

15. Kebotakan


Seperti diketahui bahwa kebotakan disebabkan oleh banyak hal, tapi salah satunya juga bisa akibat faktor keturunan dari orangtuanya. Jika ayahnya mengalami kebotakan, maka setidaknya salah satu anaknya ada yang mengalami kebotakan akibat adanya gen yang diturunkan.


Dr Angela Christiano, profesor dermatologi dan genetika di Columbia University Medical Center berhasil menemukan gen yang menyebabkan rambut menipis dan bahkan bisa terasa efeknya saat masih anak-anak. Diketahui gen APCDD1 yang menyebabkan folikel rambut menyusut sehingga rambut semakin lama semakin menipis dan botak.

16. Albino


Albino adalah salah satu penyakit turunan yang disebabkan anak tersebut mengandung gen albino dari ayah dan ibunya. Kebanyakan orang dengan albino lahir dari orangtua yang memiliki gangguan dalam hal produksi melaninnya, tapi pada orang yang carrier tidak akan menunjukkan tanda-tanda memiliki gen albino. Jika orangtua hanya sebagai carrier atau memiliki satu gen albino, sebaiknya tidak menikah dengan orang yang memiliki albino.

17. Asma


Asma merupakan salah satu penyakit turunan dan diketahui bahwa faktor ibu lebih kuat untuk menurunkan asma pada anak dibandingkan dengan faktor bapak. Asma bisa timbul bila dipicu oleh adanya suatu alergen disekitarnya. Selain itu sekitar 30 persen penyakit asma disebabkan oleh turunan dari orangtuanya. Namun pada beberapa orang yang asmanya terkontrol dengan baik, bisa hilang saat menjelang dewasa.

18. Thalasemia


Thalasemia adalah kelainan darah karena hemoglobin darah mudah sekali pecah. Penyakit ini merupakan genetik yang diturunkan jika kedua orangtuanya adalah pembawa sifat (carrier). Akibat kelainan darah ini membuat anak terlihat pucat dan harus mendapatkan transfusi darah secara teratur agar hemoglobinnya tetap normal. Berdasarkan hukum Mendel jika ibunya sebagai carrier, maka setiap anaknya berpeluang 25 persen sehat, 50 persen sebagai carrier dan 25 persen terkena thalasemia.

19. Hemofilia


Hemofilia adalah salah satu penyakit turunan akibat kekurangan faktor pembeku darah 8 atau 9. Perintah pembekuan darah ini terdapat di kromosom X, sehingga penderita hemofilia kebanyakan adalah kaum laki-laki. Karena itu sebagian besar perempuan sebagai carrier saja. Penyakit ini sulit dicegah karena setiap anak mengandung satu kromosom seks dari ibu dan satu kromosom seks dari ayah, karenanya penyakit ini selalu dimulai sejak anak-anak.

20. Infertilitas


Sebenarnya, banyak pria yang menderita penyakit ini. Namun, sulit ditemukan bila tidak dilakukan pemeriksaan pada sel sperma. Pada kasus ini sel sperma jumlahnya sangat kurang, atau malas bergerak untuk menyatu dengan sel telur, sehingga sulit untuk terjadinya pembuahan.
Lima sampai 10 persen kasus azoospermia (kurangnya jumlah sel sperma) disebabkan oleh kerusakan pada kromosom Y. Sebagian besar pria  infertil ini akhirnya dapat memiliki keturunan melalui teknologi bayi tabung. Walau berhasil, anak hasil dari bayi tabung dipastikan akan menurunkan hal yang sama seperti ayahnya, sebab kerusakan terjadi pada kromosom Y.


21. Swyer Syndrome



Kelainan ini merupakan salah satu kelainan pada manusia yang sulit dideteksi. Secara fisik, penderitanya kelihatan seperti seorang wanita. Padahal, sebenarnya memiliki kromosom kelamin XY, seperti halnya seorang pria. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi gen SRY, yang terletak pada kromosom Y.


Gen SRY berperan penting dalam pembentukan testis. Akibat bermutasi, gen ini tidak bisa bekerja sesuai dengan fungsinya. Testis tidak terbentuk, sehingga hormon testosteron pun gagal diproduksi. Padahal, hormon testosteron ini berperan dalam proses pematangan alat kelamin, seperti pembentukan penis, pembentukan dan penyempurnaan kantong zakar, dan penurunan testis. Akhirnya, alat kelamin laki-laki tidak terbentuk dan berkembang sebagaimana mestinya.


Mutasi atau rusaknya gen SRY terjadi saat dibentuknya sel sperma. Umumnya, ayah dari penderita kelainan swyer syndrome tidak memiliki penyakit apa pun bila dilihat dari hasil pemeriksaan darah. Banyak yang menduga, kerusakan pada gen SRY disebabkan oleh paparan radiasi, obat-obatan, nikotin, alkohol, dan lain-lain. Namun, penyebab pasti belum diketahui.


Kelainan ini akan mulai terlihat saat memasuki masa puber, yaitu tidak mengalami menstruasi seperti anak perempuan normal,  juga tidak bisa mengandung karena tidak memiliki rahim yang sempurna dan indung telur. Penderitanya tidak bisa menghasilkan keturunan.



22. Retinitis pigmentosa



Retinitis pigmentosa merupakan kelainan yang terjadi pada retina atau lapisan sel-sel saraf yang berada di belakang mata, yang membuat penderitanya mengalami kekurangan kemampuan melihat, hingga akhirnya mengalami kebutaan. Gejalanya antara lain; berkurangnya penglihatan saat malam hari dan berkurangnya penglihatan pada samping kiri maupun kanan mata. Gejala itu mulai terjadi pada usia 3 tahun dan terus berkurang, hingga mengalami kebutaan pada usia 45 atau 50 tahun.
Kasus retinitis pigmentosa secara Y-linked jarang terjadi. Sejauh ini baru ditemukan satu kasus retinitis pigmentosa yang diturunkan dari ayah kepada anak laki-laki. Kasus ini pernah ditemukan di Cina, yaitu selama 5 generasi salah satu keluarga, semua anak laki-laki, mengalami kebutaan.

23. Hyperthrichosis pinnae auris (hairy pinnae)


Mungkin Anda pernah melihat seorang pria dengan telinga ditumbuhi rambut. Hal ini diduga merupakan salah satu kelainan yang diturunkan dari kromosom Y ayah kepada anak laki-laki. Namun, sejauh ini dugaan itu belum bisa dibuktikan secara medis.
Demikian beberapa penyakit bawaan dari orangtua yang diwariskan ke anak. Jika artikel KlikMama.id bermanfaat, jangan lupa like dan share. Terima kasih.
Sumber: Detik.com. Parenting.co.id, Kompas.com, dan Femina.co.id


Waspada! Inilah 23 Penyakit Berbahaya yang Diwariskan Orangtua ke Anak Waspada! Inilah 23 Penyakit Berbahaya yang Diwariskan Orangtua ke Anak Reviewed by Fendy Hananta on May 13, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.